728 X 90 Ad slot
Minggu, 29 Januari 2012
Mengungkap Misteri Atlantis
Rekan-rekan yang suka membaca atau mempelajari buku-buku tentang migrasi manusia modern berdasarkan analisis genetika molekuler (DNA), pasti pernah membaca nama Stephen Oppenheimer.
Oppenheimer adalah salah satu tokoh utama bidang ini, yang produktif menuliskan hasil-hasil risetnya. Saat ini, Oppenheimer yang semula seorang dokter anak dan pernah bertugas di Afrika, Malaysia, dan Papua New Guinea; adalah research associate di Institute of Human Sciences, Oxford University.
Rekan-rekan yang suka membaca atau mempelajari buku-buku tentang migrasi manusia modern berdasarkan analisis genetika molekuler (DNA), pasti pernah membaca nama Stephen Oppenheimer.
Salah satu bukunya yang terkenal "Out of Eden : the Peopling of the World" (2004). Ini adalah sebuah buku yang komprehensif tentang sejarah penghunian semua daratan di Bumi oleh manusia modern berdasarkan analisis DNA pada semua bangsa.
Oppenheimer memang pernah terlibat dalam suatu proyek raksasa untuk pemetaan genome manusia seluruh dunia. Dari situ ia mendapatkan data untuk menyusun bukunya. Melalui buku ini, kita bisa menebak dengan mudah bahwa Oppenheimer adalah seorang pembela pemikiran migrasi manusia : Out of Africa, dan menyerang Multiregional.
Namun kita tidak akan membahas buku tersebut, kita akan membahas tentang bukunya yang lain, yang menyulut perdebatan.
Tahun 1998, Oppenheimer menerbitkan buku yang menggoncang kalangan ilmuwan arkeologi dan paleoantropologi,"Eden in the East : The Drowned Continent of Southeast Asia".
Buku ini penting bagi kita sebab Oppenheimer mendasarkan tesisnya yang kontroversial itu atas geologi Sundaland. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland adalah Taman Firdaus (Taman Eden), suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, lalu para penghuninya mengungsi ke mana-mana : Eurasia, Madagaskar, dan Oseania dan menurunkan ras-ras yang baru. Dari buku Oppenheimer inilah pernah muncul sinyalemen bahwa Sundaland adalah the Lost Atlantis – benua berkebudayaan maju yang tenggelam.
Tesis Oppenheimer (1998) jelas menjungkirbalikkan konsep selama ini bahwa orang-orang Indonesia penghuni Sundaland berasal dari daratan utama Asia, bukan sebaliknya. Apakah Oppenheimer benar? Penelitian dan perdebatan atas tesis Oppenheimer telah berjalan 10 tahun. Disini kita akan membahas beberapa perdebatan terbaru. Sebelumnya, sedikit tentang ringkasan tesis Oppenheimer (1998) itu.
Dalam "Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia", Oppenheimer berhipotesis bahwa bangsa-bangsa Eurasia punya nenek moyang dari Sundaland. Hipotesis ini ia bangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, genetika, linguistk, dan folklore atau mitologi.
Berdasarkan geologi, Oppenheimer mencatat bahwa telah terjadi kenaikan muka laut dengan menyurutnya Zaman Es terakhir. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang lalu dan telah menenggelamkan Sundaland.
Arkeologi membuktikan bahwa Sundaland mempunyai kebudayaan yang tinggi sebelum banjir terjadi. Kenaikan muka laut ini telah menyebabkan manusia penghuni Sundaland menyebar ke mana-mana mencari daerah yang tinggi. Terjadilah gelombang besar migrasi ke arah Eurasia.
Oppenheimer melacak jalur migrasi ini berdasarkan genetika, linguistik, dan folklore. Sampai sekarang orang-orang Eurasia punya mitos tentang Banjir Besar itu, menurut Oppenheimer itu diturunkan dari nenek moyangnya. Hipotesis Oppenheimer (1998) yang kita sebut "Out of Sundaland" punya implikasi yang luas.
Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Adam dan Hawa bukanlah ras Mesopotamia, tetapi ras Sunda!. Nah…implikasinya luas bukan?
Hipotesis Oppenheimer (1998) segera menyulut perdebatan baik di kalangan ahli genetika, linguistik, maupun mitologi. Kita akan meringkas beberapa perdebatan pro dan kontra yang terbaru (2007-2008). Di buku-bukunyanya yang terbaru (Out of Eden, 2004; dan Origins of the British, 2007), Oppenheimer tak menyebut sekali pun tesis Sundaland-nya itu.
Sanggahan terbaru datang dari bidang mitologi dalam sebuah Konferensi Internasional Association for Comparative Mythology yang berlangsung di Edinburgh 28-30 Agustus 2007.
Wim van Binsbergen
Dalam pertemuan itu, Wim van Binsbergen, seorang ahli mitologi dari Belanda, mengajukan sebuah makalah berjudul :
"A new Paradise myth? An Assessment of Stephen Oppenheimer's Thesis of the South East Asian Origin of West Asian Core Myths, Including Most of the Mythological Contents of Genesis 1-11".
Makalah ini mengajukan keberatan-keberatan atas tesis Oppenheimer bahwa orang-orang Sundaland sebagai nenek moyang orang-orang Asia Barat. Binsbergen (2007) menganalisis argumennya berdasarkan complementary archaeological, linguistic, genetic, ethnographic, dan comparative mythological perspectives.
Menurut Binsbergen (2007), Oppenheimer terutama mendasarkan skenario Sundaland-nya berdasarkan mitologi. Pusat mitologi Asia Barat (Taman Firdaus, Adam dan Hawa, kejatuhan manusia dalam dosa, Kain dan Habil, Banjir Besar, Menara Babel) dihipotesiskan Oppenheimer sebagai prototip mitologi Asia Tenggara/Oseania, khususnya Sundaland.
Meskipun Oppenheimer telah menerima tanggapan positif dari para ahli arkeologi yang punya spesialisasi Asia Tenggara, Oppenheimer tak punya bukti kuat atau penelitian detail untuk arkeologi trans-kontinental dari Sundaland ke Eurasia.
Binsbergen (2007) menantang hipotesis Oppenheimer atas argument detailnya menggunakan comparative mythology. Berikut adalah beberapa keberatan atas hipotesis tersebut :
(1) Keberatan metodologi (bagaimana mitos di Sundaland/Oseania yang umurnya hanya abad ke-19 AD dapat menjadi nenek moyang mitos di Asia Barat yang umurnya 3000 tahun BC?)
(2) Kesulitan teoretis akan terjadi membandingkan dengan yakin mitos yang umurnya terpisah ribuan tahun dan jaraknya lintas-benua, juga yang sebenarnya isi detailnya berbeda
(3) Pandangan monosentrik (misal dari Sundaland) saja sudah tak sesuai dengan sejarah kebudayaan manusia yang secara anatomi modern (lebih muda daripada Paleolitikum bagian atas)
(4) Oppenheimer tak memasukkan unsur katastrofi alam yang bisa mengubah jalur migrasi manusia
(5) Mitos bahwa Banjir Besar menutupi seluruh dunia harus ditafsirkan atas pandangan dunia saat itu, bukan pandangan dunia seperti sekarang.
Dalam pertemuan comparative mythology sebelumnya (Kyoto, 2005, Beijing 2006), Binsbergen mengajukan pandangan yang lebih luas dan koheren tentang sejarah panjang Old World mythology yang mengalami transmisi yang komplek dan multisentrik, tak rigid monosentrik seperti hipotesis Oppenheimer (1998). Winsbergen juga mendukung tesisnya itu berdasarkan genetika molekuler menggunakan mitochondrial DNA type B.
Itulah sanggahan terbaru atas tesis Oppenheimer (1998). Dukungan terbaru untuk hipotesis Oppenheimer (1998), baru-baru ini datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer.
Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya dalam jurnal "Molecular Biology and Evolution" edisi Maret dan Mei 2008 dalam makalah berjudul:
"Climate Change and Postglacial Human Dispersals in Southeast Asia"
(Soares et al., 2008)
dan
"New DNA Evidence Overturns Population Migration Theory in Island Southeast Asia" (Richards et al., 2008).
Richards et al. (2008) berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara saat ini (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu. Tim peneliti menunjukkan justru yang terjadi adalah sebaliknya dan lebih awal, bahwa penduduk Taiwan berasal dari penduduk Sundaland yang bermigrasi akibat Banjir Besar di Sundaland.
Pemecahan garis-garis mitochondrial DNA (yang diwarisi para perempuan) telah berevolusi cukup lama di Asia Tenggara sejak manusia modern pertama kali datang ke wilayah ini sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Ciri garis-garis DNA menunjukkan penyebaran populasi pada saat yang bersamaan dengan naiknya muka laut di wilayah ini dan juga menunjukkan migrasi ke Taiwan, ke timur ke New Guinea dan Pasifik, dan ke barat ke daratan utama Asia Tenggara – dalam 10.000 tahun.
Sementara itu Soares et al. (2008) menunjukkan bahwa haplogroup E, suatu komponen penting dalam keanekaragaman mtDNA (DNA mitokondria), berevolusi selama 35.000 tahun terakhir, dan secara dramatik tiba-tiba menyebar ke seluruh pulau-pulau Asia Tenggara pada periode sekitar awal Holosen, pada saat yang bersamaan dengan tenggelamnya Sundaland menjadi laut-laut Jawa, Malaka, dan sekitarnya.
Lalu komponen ini mencapai Taiwan dan Oseania lebih baru, sekitar 8000 tahun yang lalu. Ini membuktikan bahwa global warming dan sea-level rises pada ujung Zaman Es 15.000–7.000 tahun yang lalu, sebagai penggerak utama human diversity di wilayah ini.
Oppenheimer dalam bukunya "Eden in the East" (1998) itu berhipotesis bahwa ada tiga periode banjir besar setelah Zaman Es yang memaksa para penghuni Sundaland mengungsi menggunakan kapal atau berjalan ke wilayah-wilayah yang tidak banjir.
Dengan menguji mitochondrial DNA dari orang-orang Asia Tenggara dan Pasifik, kita sekarang punya bukti kuat yang mendukung Teori Banjir. Itu juga mungkin sebabnya mengapa Asia Tenggara punya mitos yang paling kaya tentang Banjir Besar dibandingkan bangsa-bangsa lain.
Nah, begitulah, cukup seru mengikuti perdebatan yang meramu geologi, genetika, biologi molekuler, linguistik, dan mitologi ini. Pihak mana yang mau didukung atau disanggah ? Sebaiknya, masuklah lebih detail ke masalahnya agar argument kita kuat, begitulah menilai perdebatan
If you loved this post
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(500)
-
▼
Januari
(373)
- Orang Ini Membunuh 1.748.000 Orang Dalam Waktu 1 Jam
- 9 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan
- 6 Etika Untuk Berjabat Tangan Secara Profesional
- Tips Untuk Mengatasi Rasa Minder dan Malu
- 5 Pahatan Patung Paling Terkenal di Dunia
- Sekolahan Termewah di Dunia
- Sejarah Tanda Baca
- Kehidupan S*ksual Berdasarkan Huruf Depan Namamu
- Cara Mengecilkan Perut Buncit pada Wanita
- 4 Jenis Dan Tipe Jomblo
- Tips Mendapat Pacar di Facebook
- Fenomena Orbs Dan Makhluk Halus di Sekitar Kita
- Misteri Manusia Super yang Bisa Mengeluarkan Api
- 10 Artis Wanita Paling Seksi dan Bening di Jepang
- 15 Ciri Cewe Mudah Diselingkuhi
- 5 Teknik Mudah Merayu Pasangan untuk Bercinta
- Budaya-Budaya Aneh Yang Jarang Kita Temui
- 7 Faktor yang Bikin Orang Budek
- 10 Pemain Bass Terbaik Dunia
- 13 Jenis Sistem Identifikasi Yang Membedakan Antar...
- Cara Benar Mengenakan Bra
- 7 Rahasia Mengungkap Cara Praktek Dukun Palsu
- Tips Cara Cepat Buat Hamil
- Perbedaan trademark™, copyright© dan registered tr...
- 5 Tempat Top Di Paris
- Asal-usul Becak
- 15 Fakta Tentang Kucing
- 10 drummer terbaik di dunia
- 10 Wanita Seksi Penakluk Musik Dunia
- Fakta Unik dan Menarik Tentang Nyamuk
- 10 Raja Dengan Perilaku Menyimpang
- Tempat-tempat Nongkrong Paling Asik
- Mengungkap Misteri Atlantis
- Kenapa Kita Harus Mandi Setiap Hari?
- 6 Cara Olahraga Sehatkan Mata
- 5 Jenis Bunga Teraneh
- 10 Kisah Kematian Terbodoh Akibat Video Game
- 8 Tips Nembak Cewek Edisi 2012
- 11 Serangga Lezat yang Bisa Dimakan
- 10 Festival Seks Dunia
- 10 fakta tentang mimpi
- 9 teknik untuk berhenti berpikir negatif
- Misteri Kematian Bruce Lee
- Kenapa Cowok Kalo Pake Rok Dipermasalahin
- 10 Rumah yang Terinspirasi dari Film Kartun
- 3 Produk Simulator dari jepang yang Aneh
- Rambu-rambu yang Kocak dan Unik
- Misteri 11 hari yang hilang dari kehidupan Agatha ...
- Arti dari Pelukan
- Uang-uang yang Kocak
- Cara Memasang Cakarnya Wolverine
- 10 Manusia Tertinggi di Dunia Sepanjang Sejarah
- Kisah Cleopatra, Sang Ratu yang Legendaris
- 6 Bagian Tubuh Wanita Yang Favorit Untuk Dicium
- 5 Majalah Pria Paling Terkenal di Dunia
- 10 Bintang Sensual dari Masa ke Masa
- Ternyata Bahasa "4laY" Sudah Ada Sejak 1835
- Kaedah Mutusin Pacar yang Baik dan Benar
- 6 Tanda Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru
- 10 Pembunuh Bayaran Paling Sukses di Dunia
- 7 Rahasia Meramal Garis Tangan Seseorang
- 10 Jenis Minuman Beralkohol Paling Digemari di Dunia
- 10 Kuil Hindu Paling Indah di Dunia
- 5 Alasan Anda Perlu Lebih Sering Berciuman
- 10 Keahlian yang Membuat Perempuan Terkesan
- 5 Cara Mendapatkan Pacar Baru
- Teknik Ciuman Maut ala Kitab Tiongkok Kuno
- Pulau "Surga Para Hantu" di Italia
- 12 Jenis Perempuan Single di Dunia, Kamu termasuk ...
- Tempat-tempat yang Paling Beracun di Dunia
- Mengenal Bentuk-bentuk 10 Turunan Pohon Ganja
- 10 Kegalauan Wanita yang Tidak dimengerti Oleh Pria
- Alasan Kenapa Wanita Senang Berpenampilan Sexy
- 10 Mobil Terunik di Dunia
- Joke Siang + Renungan
- Efek Jika Kurang Tidur
- 6 Manfaat Tidur Telanjang
- Grafitti-grafitti Legendaris di Jakarta
- 17 Alasan Mengapa Pria Selingkuh
- 20 Fakta Menarik dari Polah Bayi
- Universitas Waria Pertama Di Dunia
- Daftar Bisnis yang Paling Cocok dan Sukses di Tahu...
- Do's & Don'ts Ketika Kangen Tingkat Tinggi
- fakta terselubung tentang fashion di hari Imlek
- Joke Malam
- Misteri gigitan pada logo Apple
- 15 Diet Terunik Sepanjang Sejarah
- 10 Senjata Tradisional Unik
- Legenda Mermaid dan Merman dari masa ke masa
- fakta menarik di balik logo mobil di dunia
- Penemu yang Terlupakan
- 6 Cara Menambah Daya Ingat
- Nenek Gayung - Kisah Mistis Kota Jakarta
- 8 Drama Korea Paling Ditunggu Tahun 2012
- Makna Tahun Naga Air & Prediksi di Tahun 2012
- 4 Tips Bikin Menyesal Mantan Karena Telah Mutusin ...
- Makna Filosofis Macam-Macam Hidangan Imlek
- Awal Mula Kisah Panjang Penampakan UFO yang Pernah...
- Tipe Karyawan Berdasarkan Tingkat Kejujuran
- 3 Model Sepatu Yang Membuat Pemakainya Masuk Rumah...
-
▼
Januari
(373)
0 Responses to “Mengungkap Misteri Atlantis”
Posting Komentar